Postingan

[Review Buku : Tarbiyah Dzatiyah]

Penulis : Abdullah bin Abdul Aziz al-Aidan Penerjemah : Fadhli Bahri, Lc Genre : Islami Halaman : 80 Tarbiyah Dzatiyah merupakan bentuk tarbiyah yang paling dekat dengan kita yang dapat kita terapkan langsung dalam kehidupan sehari hari. Sarana-sarana tarbiyah Dztiyah antara lain: 1. Muhasabah Sarana pertama untuk mentarbiyah diri adalah dengan muhasabah, yakni evaluasi terhadap diri atas kebaikan dan keburukan yang dikerjakan sehingga ia tidak mengulanginya lagi di hari berikutnya (QS. Al-Hasyr). Dengan muhasabah diharapkan muslim akan mampu menggunakan setiap waktunya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat sehingga ia tidak kehilangan waktu ketaatan dan dan momen-momen kebaikan. 2. Taubat dari Segala Dosa Setelah seseorang mengetahui kesalahan dan dosa-dosanya melalui muhasabah maka maka ia hasus sesegera mungkin bertaubat agar dosa-dosanya dapat dihapuskan oleh Allah Swt. Hal tersebut dapat terjadi apabila ia berhenti melakukan dosa, menyesali dosa-dosanya tersebut dan

Membangun indonesia emas dengan GAMES (Generasi Anak Muda EnterpreneurShip)

Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan sumberdaya alam yang sangat beragam, terhampar dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu Indonesia menjadi sasaran negara lain karena mereka melihat potensi besar yang ditawarkan oleh sumberdaya alamnya. Berangkat dari hal itu Indonesia harus mawas diri akan ancaman tersebut karena sumberdaya alam di Indonesia merupakan investasi terbesar bagi kelangsungan hidup rakyat, sebagai negara yang berketuhanan potensi ini harus kita jaga bersama karena potensi ini adalah pemberian Allah SWT. Potensi yang dimiliki Indonesia sudah tersedia, selanjutnya Indonesia butuh generasi emas yang dalam dirinya tertanam jiwa enterpreneurship. sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berpikir kreatif adalah hal yang sangat diperlukan oleh negara yang kaya akan sumber daya alam seperti Indobesia, karena dengan hal tersebut akan membuat sumberdaya alam indonesia mempunyai nilai lebih untuk kesejahteraan masyarakat kedepannya. Data Badan Pusat Stat

Revolusi Mental (Melawan Hoax) melalui Tokoh Agama

Di tengah banyaknya problema bangsa yang membuat keadaan sosial dan politik di Indonesia menjadi jauh dari kata ideal. Ancaman disintegrasi akan semakin dekat ketika situasi seperti saat sekarang terus menerus terjadi. Kejadian demi kejadian yang menandakan bahwa kondisi di Indonesia sedang tidak ideal satu persatu muncul. Mulai dari kasus pengeroyokan supporter salah satu klub sepakbola oleh supporter klub sepakbola yang lain ramai dibicarakan di media media pemberitaan nasional. Kasus ini menunjukkan bahwa ada sebuah masalah penyebab disintegrasi yang harus diselesaikan, karena ini merupakan permasalahan antar anak bangsa. Permasalahan lain muncul ketika elit elit politik menampilkan sebuah tampilan politik yang jauh dari esensi negara demokrasi, bak dua sisi koin. Indonesia yang katanya negara demokrasi tetapi satu sisi yang ditampilkan oleh para elit politiknya adalah egoisme masing masing pribadi ataupun kelompok tertentu. Etnosentrisme yang kuat selain menambah kecintaan kepa

Obat dari Hoax adalah Buku, Tapi… (Yang dibaca)

“Minat baca Indonesia menempati urutan 60 dari 61 negara” sebuah tagline berita nasional yang menyesakkan hati. Ditambah lagi urutan ke 61 nya adalah Botswana yang diman Botswana termasuk negara yang mempunyai PDB per Kapita sebesar 7.595,60 USD (2017) lebih tinggi daripada Indonesia yaitu sebesar 3.846,86 USD (2017) (Sumber: Bank Dunia). Dilihat dari data Indeks Pembangunan Manusia untuk tahun 2015 Botswana (peringkat 106) lebih tinggi daripada Indonesia (113). Lalu Indonesia Unggulnya dimana? Peringkat Minat Baca yang Cuma selisih satu? Belum dapat kita banggakan. Tragedi nol buku menyerang bangsa Indonesia sehingga menjadi seperti bangsa yang penuh kontroversi dan sampai sampai ada yang meramal Indonesia akan bubar ditahun 2030. Terlepas dari benar atau tidaknya landasan ramalan tersebut maka sebagai anak bangsa kita harus belajar lebih dalam lagi terkait Indonesia, belajar menelisik sejarah lebih jauh lagi dengan menyelami buku buku yang tersedia di rak rak perpustakaan nasional.

Bukan Kuantitas Petani, Tapi Kualitas Petani 4.0

Era disrupsi 4.0 memaksa sebuah peradaban untuk menjadi pelari yang sangat cepat daripada yang lainnya, era dimana slogan “Siapa cepat dia dapat” patut untuk disematkan. Pendiri bangsa ini mengatakan bahwa masalah pangan adalah masalah hidup matinya suatu bangsa, tentu itu akan menjadi sebuah pengingat bagi kita bahwa untuk mempertahankan suatu kehidupan kita tidak dapat dipisahkan dari yang namanya pertanian. Keberlangsungan sebuah bidang dalam menyokong kehidupan adalah tergantung dari apakah bidang tersebut mampu menghasilkan sebuah manajemen resiko ketika bidang tersebut tidak dapat lagi bergerak atau dengan kata lain orang orang yang berkecimpung didalamnya berkurang karena batasan umur ataupun hal hal lain yang tidak diduga. Sektor pertanian saat ini menjadi fokus perhatian pemerintah. Kementerian pertanian dalam sebuah artikel mengatakan bahwa akan mempersiapkan sejumlah 1 juta petani millenial (merdeka.com, Januari 2019) Menjadi seorang petani adalah pekerjaan yang mulia

“Pro Kontra selamat natal” buat musuh Indonesia senang

Indonesia adalah negara yang kaya, selain kaya akan sumber daya alamnya Indonesia mempunyai kekayaan (keberagaman) dalam hal kepercayaan (agama). Agama yang dilegalkan di indonesia berjumlah 6 agama yang dimana sejauh ini kehidupan beragama di Indonesia masih tetap aman dan damai dan tidak menggangu keutuhan negara kesatuan republik indonesia. Konflik Poso, Konflik Ambon (1999) sebanyak 12 orang meniggal dan ratusan orang luka luka, konflik Aceh, Konflik Lampung selatan dan konflik lainnya. Tetapi berbagai konflik antar umat beragama pernah terjadi di Indonesia tetapi konflik tersebut tidak membuat Indonesia pecah seperti negara negara yang ada di timur tengah, dikarenakan dapat diatasi dengan kata “Toleransi” Toleransi bukanlah sebuah kata yang diucapkan dan dimaknai sebagai pekerjaan yang mengharuskan semua aspek kehidupan manusia dapat ditolerir. Semua agama punya prinsip masing masing dalam menunjukkan toleransi kepada sesama umat manusia. Toleransi yang sesungguhnya adalah bag